Tuesday, May 9, 2017

Materi Kuliah Teori Akuntansi - Bab 2 Hakikat dan Penggunaan Akuntansi

Bab 2 Hakikat dan Penggunaan Akuntansi

Parenicepos


2.1  Definisi dan Peranan Akuntansi
2.1.1 Definisi Akuntansi 
Definisi akuntansi seperti yang diberikan oleh Komite Terminologi dari American Institute Of Certifiede Public Accountants “Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhitasaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling tidak sebagian di antaranya memiliki sifat keuangan dan selanjutnya menginterpretasikan hasilnya.”


Materi Kuliah Teori Akuntansi - Bab 2 Hakikat dan Penggunaan Akuntansi

Ruang lingkup akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut.

Baru-baru ini akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan alternative yang ada. 
Baru-baru ini akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan alternative yang ada. 

Perusahaan memberikan dan menerima informasi dari empat sumber :
1.       Penanam modal memberikan : laporan keuangan, rilis-rilis pers, pertemuan-pertemuan bagi para analis, buku-buku fakta. Dan juga menerima kebenaran dalam permodalan, melaksanakan penawaran surat berharga, dan kapasitas keuangan.
2.        Para pelanggan dan pemasok : perusahaan memberikan informasi mengenai mutu produk dan menerima informasi mengenai kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.
3.       Masyarakat secara umum : menerima informasi mengenai : peraturan perpajakan, persyaratan memberi pekerjaan, mutu udara/air, danpembatasan lingkungan. Memberikan informasi tentang : dampak-dampak kepada lingkungan, dampak pemberian pekerjaan dan pelaporan pajak.
4.   Orang-orang yang berbakat : menrima : kompetensi, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Memberikan : tunjangan, kebijakan member pekerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.1.2  Akuntansi: Seni atau Ilmu?
Dijabarkan oleh Mautz “Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok sosial, akuntansi berkepentingan dengan transaksi-transaksi dan kejadian ekonomi lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial, akuntansi menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang yang terlibat dalam aktivitas yang memiliki implikasi sosial, akuntansi pada hakikatnya bersifat mental. Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.”

2.1.3 Sifat dan peranan akuntansi
Sifat baik dalam praktik akuntansi meliputi :
a.     Kejujuran dari akuntan pada umumnya dan dari auditor pada khususnya.
b.    Memiliki kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain dalam bentuk penyelenggaraan dan akuntabilitas.
c.   Sinsitif terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terjadinya konflik dan menciptakan semacam adanya penekanan kerja sama malalui penggunaan teknik-teknik akuntansi manajemen.
d.   Sifat akuntansi yang komunikatif dengan menceritakan pengalaman-pengalaman ekonomi melalui dialog-dialog akuntansi.
e. Penyebaran informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai ekonomi untuk pengambilan keputusan.

Tetapi kadang kala realisasi dari sifat-sifat di atas dihalangi oleh kendala-kendala:
1.  Dominasi dari imbalan eksternal yang mengancam kebebasan auditor.
2.  Kekuatan institusi yang merusak, dan
3.   Kegagalan membedakan antara sifat baik dengan hukum.

Peranan dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan dalam lingkungannya.

2.2 Pengukuran dalam Akuntansi
2.2.1 Hakikat Pengukuran dalam Akuntansi
Pengukuran memiliki arti pemberian angka-angka pada objek atau kejadian-kejadian manurut aturan tertentu. Langkah pertama dalam akuntansi adalah mengidentifikasi dan memilih objek-objek ini, aktivitas atau kejadian dan atribut-atributnya yang dianggab relevan bagi para pengguna sebelum pengukuran yang sebenarnya dilakukan.

2.2.2 Jenis Ukuran
Terdapat beberapa jenis ukuran yang mungkin dalam akuntansi :
a.    Ukuran-ukuran akuntansi dapat langsung maupun tidak langsung. Ukuran langsung atau utama adalah ukuran nyata dari suatu objek yang ia miliki. Ukuran tidak langsung diambil secara tidak langsung melalui suatu transformasi aljabar dari sejumlah angka yang mencerminkan ukuran langsung dari beberapa objek.
b.    Dilihat dari dimensi waktu pengambilan keputusan, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai ukuran lampau, masa kini dan masa depan.
c.     Untuk menentukan apakah objek akuntansi atau atribut pengukurannya berada dikejadian masa lampau, masa kini, atau masa depan, jika dilihat secara relativ terhadap waktu ketika ukuran itu dibuta, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai suatu ukuran retrospektif, kontemporer atau ukuran prospektif.
d.    Pengukuran dapat berupa pengukuran fundamental ( di mana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat sesuai dengan referensinya terhadap hukum alam) dan pengukuran turunan (yang bergantung pada pengukuran dari dua atau lebih kuantitas dan bergantung kepada adanya suatu teori empiris).
e.   Pengukuran dapat (a) dilakukan ketika teori-teori empiris yang telah dikonfirmasikan mungkin dapat digunakan untuk mendukung keberadaan mereka. Atau (b) dibuat melalui suatu keputusan resmi yang di dasarkan pada difinisi yang arbiter.

2.2.3 Jenis Skala
Jeis-jenis skala dapat diuraikan dalam istilah umum sebagai skala nominal, ordinal, interval atau rasio.
a.    Skala nominal akan membantu dalam penentuan keseimbangan, seperti penomoran pemain sepak bola.
b.    Skala ordinal membentu dalam penentuan lebih besar atau lebih kecil suatu hal, like mutu wol atau nomor jalan.
c.     Skala interval membantu menentukan keseimbangan dari interval atau perbedaan suhu dan waktu.
d.    Skala rasio membantu dalam penentuan keseimbangan dari rasio, dengan tambahan fitur dari suatu awal yang unik.

2.3  Pemikiran di balik Akuntansi Pencatatan Berpasangan
Akuntansi pencatatan berpasangan terdiri dari dua ejnis akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional dan akuntansi pencatatan berpasangan kausal. Kedua jenis pencatatan tersebut bergantung pada keseimbangan dari debit dan kredit. Akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional ditunjukkan untuk tetap menjaga persamaan akuntansi fundamental yang merangkum posisi klasifikasional tersebut :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMILIK

Dalam akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional ini, sisi debit menggambarkan suatu klasifikasi, sementara sisi kredit menggambarkan klasifikasi yang lain. Berlawanan dengan pancatatan berpasangan klasifikasional, dalam pencatatan berpasangan kausal, suatu kenaikan (debit) dipasangkan dengan suatu penurunan (kredit).

2.4 Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum
2.4.1 Arti GAAP
Ketentuan, aturan, dan prosedur mendapatkan status khusus yg tercantum dalam GAAP karena memiliki dukungan kewenangan yang substansial.

Akuntansi dipraktikkan dalam suatu kerangka yang implisit. Kerangka ini dikenal sebagai prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP). Pernyataan dari Accounting Principles Board (APB) of the American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan bahwa GAAP mencatat “pengalaman, alasan, kebiasaan, penggunaan, dan .. kebutuhan praktis dan mereka .... mencakup ketentuan, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk mendefinisikan praktik akuntansi yang berlaku umum. Ini adalah pedoman bagi profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktik akuntansi yang baik.

Skinner berpendapat bahwa metode akuntansi harus dapat memenuhi paling sedikit satu dan biasanya beberapa kondisi-kondisi berikut ini, untuk dapat dikualifikasikan sebagai suatu metode yang berlaku umum :
       Metode tersebut kan benar-benar digunakan dalam kasus-kasus yang jumlahnya signifikan, dimana terdapat kondisi yang memungkinkan untuk menggunakan metode tersebut.
       Metode tersebut mendapat dukungan yang diberikan melalui pernyataan-pernyataan dari lingkungan akuntansi professional.
       Metode-metode tersebut mendapat dukungan secara tertulis dari pengajar dan pemikir akuntansi terkemuka.

2.4.2      Mana yang harus digunakan? GAAP, GAAP Khusus, atau OCBOA?
GAAP :
(Generally Accepted Accounting Principles) Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
GAAP Khusus:
(Special, Generally Accepted Accounting Prinsiples) adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku Khusus.
OCBOA :
(Other Comprehensive Bases of Accounting) Basis Akuntansi komprehensif lainnya.

Mereka yang menginginkan keseragaman dan komparabilitas akan memilih GAAP, mereka yang menginginkan fleksibilitas dan cara-cara yang lebih baik untuk menghadapi kondisi-kondisi yang beragam akan memilih GAAP Khusus. Mereka yang memperdebatkan adanya kondisi-kondisi unik atau menentang standar yang berlebihan akan memilih untuk menggunakan OCBOA.

1. 5         Kebijakan Akuntansi dan Perubahannya
Menurut Accounting Principles Board dengan Opini No. 22 “Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan”.   

Perusahaan juga membuat perubahan-perubahan akuntansi sebagai bagian dari kebijakan akuntansi. Keyakinan umum yang ada adalah perusahaan-perusahaan melakukan perubahan akuntansi untuk menutup-nutupi masalah kinerja seperti perataan laba atau penurunan biaya agen yang berhubungan dengan pelanggaran perjanjian utang.

Ketua SEC, Arthur Levitt, berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan publik telah menggunakan enam praktik akuntansi untuk mengelola keuntungan perusahan. Rnam praktik tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Melebihsajikan perubahan restrukturisasi untuk membersihkan neraca;
2.         Mengklasifikasikan jumlah yang signifikasikan dari nilai harga suatu entitas yang dibeli menjadi biaya penelitian dan pengembangan sehingga dapat dihapuskan melalui satu kali pembebanan saja;
3.         Menciptakan kewajiban yang besar untuk menampung pengeluaran-pengeluaran di masa depan (dicatat sebagai bagian dari akuntansi untuk akuisisi) guna melindungi laba di masa depan;
4.         Menggunakan asumsi yang tidak realtitas dalam mengestimasi nilai kewajiban untuk hal-hal seperti retur penjualan, kerugian pinjaman, dan biaya jaminan sehingga kelebihan akrual dapat dibalik untuk meningkatkan laba darii periode berikutnya;
5.         Membuat kesalahan secara disengaja dalam buku perusahaan dan menjustifikasi kegagalan untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan alasan materialitas; dan
6.         Mengakui pendapatan sebelum proses untuk menghasilkan selesai.

2.6 Akuntansi yang dirancang
Pada dasarnya, jika seorang pengamat yang memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu dari luar bidang akuntansi memeriksa disiplin ilmu akuntansi dan proses akuntansi serta outputnya, ia mungkin akan dengan mudah tergoda untuk melihat lebih jauh berbagai usaha percobaan untuk memilih teknik dan solusi akuntansi sesuai dengan sasaran dan gambaran yang telah ditetapkan sebelumnya dan disampaikan sebagai penyusunan realitas yang mewakilinya. Fenomena ini dapat disebut sebagai akuntansi yang dirancang karena kekontrasan yang dimilikinya dengan pemilihan teknik dan solusi yang didasarkan pada suatu prinsip, suatu fenomena yang dapat disebut akuntansi prinsip.

Aspek-aspek dari akuntansi yang dirancang termasuk konsep-konsep yang berbeda seperti:
1.    Hipotesis salah saji keuangan secara selektif
2.    Perataan laba
3.    Manajemen laba
4.    Kreativitas dalam akuntansi
5.    Kecurangan dalam akuntansi


2.7 Proletarisasi teknis dan ideologis para akuntan
Terjadinya persaingan dalam lingkungan pekerjaan memiliki empat aspek : orang tersebut diasingkan dari objek yang ia produksi, dari proses produksi, dari dirinya sendiri dan dari komunitas rekan-rekannya. Dalam kondisi terasing ini, pola piker dari para akuntan, kesadaran mereka, sebagian besar hanya merupakan pencerminan dari kondisi yang mereka temukan dan posisi yang mereka tempati dalam proses produksi. Situasi ini adalah suatu hal yang serius terutama bagi para akuntan wanita.

2.8 Kesadaran para pengguna yang direkayasa
Dalam proses yang mengarah kepada “kesadaran yang direkayasa” ini, manajer mungkin mengganti suatu “kesadaran palsu” melalui suatu proses yang oleh para peneliti telah dikaitkan dengan bermacam-macam istilah, dari perataan laba hingga kecurangan dalam pelaporan keuangan. Dalam merekayasa kesadaran dari para pengguna melalui penyebaran informasi secara selektif tadi, menejemen dapat menembahkannya dengan pencucian otak dan hipnotis secara kolektif atau pengkondisian social.

2.9 Perspektif etika dalam akuntansi
a.   Etika Utilitarian : Asumsi implisitnya adalah bahwa biaya dan manfaat suatu tindakan dapat diukur berdasarkan suatu skala numeric dan yang umum dan dapat ditambahkan atau dikurangkan satu sama lain. Keunggulan dari etika utilitarian adalah : (1) sasaran moralitas (2) proses pemikiran moral (3) fleksibilitas dan pengecualian (4) menghindari konflik aturan. Sedangkan kesulutan yang muncul akubal adanya utilitarianisme adalah : (1) penolakan dari kewajiban khusus (2) penolakan dari hak asasi (3) penolakan dari keadilan.
b.   Etika deontology : Pendekatan ini mempertimbangkan suatu tindakan yang menurut moral benar jika telah sesuai dengan aturan moral yang tepat. 
c.  Pemikiran dan Kelayakan : Etika ini menggabungkan antara aspek-aspek dari kedua pendekatan tersebut.

Pertanyaan :
  1. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menekan adanya kecurangan dalam akuntansi?
  2. Apakah system pengendalian juga ikut berkembang seiring dengan berkembangnya kejahatan dalam akuntansi?
  3. Apakah terdapat kelemahan dalam pencatatan transaksi pada masa luca pacioli?jelaskan!
  4. Menurut Anda, mengapa akuntansi dikatakan sebagai ilmu bukan seni? jelaskan!
REFERENSI  :
1.        Ahmed Riahi – Belkaoui,Accounting Theory, Buku Satu, Edisi 5, Salemba Empat,Jakarta 2006.
2.        Ahmed Riahi – Belkaoui, Accounting Theory, Buku Dua, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta 2006.

No comments: