Bab 2 Hakikat dan Penggunaan Akuntansi
Parenicepos
2.1 Definisi dan Peranan Akuntansi
2.1.1 Definisi Akuntansi
Definisi
akuntansi seperti yang diberikan oleh Komite Terminologi dari American
Institute Of Certifiede Public Accountants “Akuntansi adalah suatu seni
pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhitasaran dalam cara yang signifikan
dan satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang paling
tidak sebagian di antaranya memiliki sifat keuangan dan selanjutnya
menginterpretasikan hasilnya.”
Ruang lingkup akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi sehingga memungkinkan adanya pertimbangan dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi oleh para pengguna informasi tersebut.
Baru-baru ini
akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk
memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat
keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi,
dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan alternative yang
ada.
Baru-baru ini
akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk
memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat
keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi,
dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan alternative yang
ada.
Perusahaan
memberikan dan menerima informasi dari empat sumber :
1. Penanam
modal memberikan : laporan keuangan, rilis-rilis pers, pertemuan-pertemuan bagi
para analis, buku-buku fakta. Dan juga menerima kebenaran dalam permodalan,
melaksanakan penawaran surat berharga, dan kapasitas keuangan.
2. Para
pelanggan dan pemasok : perusahaan memberikan informasi mengenai mutu produk
dan menerima informasi mengenai kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.
3. Masyarakat
secara umum : menerima informasi mengenai : peraturan perpajakan, persyaratan
memberi pekerjaan, mutu
udara/air, danpembatasan lingkungan. Memberikan informasi tentang : dampak-dampak
kepada lingkungan, dampak pemberian pekerjaan dan pelaporan pajak.
4. Orang-orang
yang berbakat : menrima : kompetensi, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan
informasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Memberikan : tunjangan, kebijakan
member pekerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.1.2 Akuntansi: Seni atau Ilmu?
Dijabarkan oleh
Mautz “Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan
kelompok sosial, akuntansi berkepentingan dengan transaksi-transaksi dan
kejadian ekonomi lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas
hubungan sosial, akuntansi menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti
bagi orang yang terlibat dalam aktivitas yang memiliki implikasi sosial,
akuntansi pada hakikatnya bersifat mental. Menurut dasar pedoman-pedoman yang
ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.”
2.1.3 Sifat
dan peranan akuntansi
Sifat baik
dalam praktik akuntansi meliputi :
a. Kejujuran
dari akuntan pada umumnya dan dari auditor pada khususnya.
b. Memiliki
kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain dalam bentuk penyelenggaraan dan
akuntabilitas.
c. Sinsitif
terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terjadinya konflik
dan menciptakan semacam adanya penekanan kerja sama malalui penggunaan teknik-teknik
akuntansi manajemen.
d. Sifat
akuntansi yang komunikatif dengan menceritakan pengalaman-pengalaman ekonomi
melalui dialog-dialog akuntansi.
e. Penyebaran
informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai ekonomi untuk
pengambilan keputusan.
Tetapi kadang
kala realisasi dari sifat-sifat di atas dihalangi oleh kendala-kendala:
1. Dominasi
dari imbalan eksternal yang mengancam kebebasan auditor.
2. Kekuatan
institusi yang merusak, dan
3. Kegagalan
membedakan antara sifat baik dengan hukum.
Peranan dari
akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi yang
diakibatkan oleh aktivitas perusahaan dalam lingkungannya.
2.2 Pengukuran
dalam Akuntansi
2.2.1 Hakikat
Pengukuran dalam Akuntansi
Pengukuran
memiliki arti pemberian angka-angka pada objek atau kejadian-kejadian manurut
aturan tertentu. Langkah pertama dalam akuntansi adalah mengidentifikasi dan
memilih objek-objek ini, aktivitas atau kejadian dan atribut-atributnya yang
dianggab relevan bagi para pengguna sebelum pengukuran yang sebenarnya
dilakukan.
2.2.2 Jenis
Ukuran
Terdapat beberapa
jenis ukuran yang mungkin dalam akuntansi :
a. Ukuran-ukuran akuntansi dapat langsung
maupun tidak langsung. Ukuran langsung atau utama adalah ukuran nyata dari
suatu objek yang ia miliki. Ukuran tidak langsung diambil secara tidak langsung
melalui suatu transformasi aljabar dari sejumlah angka yang mencerminkan ukuran
langsung dari beberapa objek.
b. Dilihat dari dimensi waktu pengambilan
keputusan, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai ukuran lampau, masa
kini dan masa depan.
c. Untuk menentukan apakah objek akuntansi
atau atribut pengukurannya berada dikejadian masa lampau, masa kini, atau masa
depan, jika dilihat secara relativ terhadap waktu ketika ukuran itu dibuta,
ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan sebagai suatu ukuran retrospektif,
kontemporer atau ukuran prospektif.
d. Pengukuran dapat berupa pengukuran
fundamental ( di mana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat sesuai
dengan referensinya terhadap hukum alam) dan pengukuran turunan (yang
bergantung pada pengukuran dari dua atau lebih kuantitas dan bergantung kepada
adanya suatu teori empiris).
e. Pengukuran dapat (a) dilakukan ketika
teori-teori empiris yang telah dikonfirmasikan mungkin dapat digunakan untuk
mendukung keberadaan mereka. Atau (b) dibuat melalui suatu keputusan resmi yang
di dasarkan pada difinisi yang arbiter.
2.2.3 Jenis
Skala
Jeis-jenis skala
dapat diuraikan dalam istilah umum sebagai skala nominal, ordinal, interval
atau rasio.
a. Skala nominal akan membantu dalam
penentuan keseimbangan, seperti penomoran pemain sepak bola.
b. Skala ordinal membentu dalam penentuan
lebih besar atau lebih kecil suatu hal, like mutu wol atau nomor jalan.
c. Skala interval membantu menentukan
keseimbangan dari interval atau perbedaan suhu dan waktu.
d. Skala rasio membantu dalam penentuan
keseimbangan dari rasio, dengan tambahan fitur dari suatu awal yang unik.
2.3 Pemikiran di balik Akuntansi Pencatatan
Berpasangan
Akuntansi
pencatatan berpasangan terdiri dari dua ejnis akuntansi pencatatan berpasangan
klasifikasional dan akuntansi pencatatan berpasangan kausal. Kedua jenis
pencatatan tersebut bergantung pada keseimbangan dari debit dan kredit.
Akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional ditunjukkan untuk tetap
menjaga persamaan akuntansi fundamental yang merangkum posisi klasifikasional
tersebut :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMILIK
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMILIK
Dalam akuntansi
pencatatan berpasangan klasifikasional ini, sisi debit menggambarkan suatu
klasifikasi, sementara sisi kredit menggambarkan klasifikasi yang lain. Berlawanan
dengan pancatatan berpasangan klasifikasional, dalam pencatatan berpasangan
kausal, suatu kenaikan (debit) dipasangkan dengan suatu penurunan (kredit).
2.4 Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku
umum
2.4.1 Arti
GAAP
Ketentuan,
aturan, dan prosedur mendapatkan status khusus yg tercantum dalam GAAP karena memiliki
dukungan kewenangan yang substansial.
Akuntansi
dipraktikkan dalam suatu kerangka yang implisit. Kerangka ini dikenal sebagai
prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP). Pernyataan dari Accounting
Principles Board (APB) of the American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA) menyatakan bahwa GAAP mencatat “pengalaman,
alasan, kebiasaan, penggunaan, dan .. kebutuhan praktis dan mereka ....
mencakup ketentuan, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk mendefinisikan
praktik akuntansi yang berlaku umum. Ini adalah pedoman bagi profesi akuntansi
dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan
cara yang dianggap sebagai praktik akuntansi yang baik.
Skinner
berpendapat bahwa metode akuntansi harus dapat memenuhi paling sedikit satu dan
biasanya beberapa kondisi-kondisi berikut ini, untuk dapat dikualifikasikan
sebagai suatu metode yang berlaku umum :
• Metode tersebut kan benar-benar digunakan
dalam kasus-kasus yang jumlahnya signifikan, dimana terdapat kondisi yang
memungkinkan untuk menggunakan metode tersebut.
• Metode tersebut mendapat dukungan yang
diberikan melalui pernyataan-pernyataan dari lingkungan akuntansi professional.
• Metode-metode tersebut mendapat dukungan
secara tertulis dari pengajar dan pemikir akuntansi terkemuka.
2.4.2 Mana yang harus digunakan? GAAP, GAAP
Khusus, atau OCBOA?
GAAP :
(Generally
Accepted Accounting Principles) Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
GAAP Khusus:
(Special,
Generally Accepted Accounting Prinsiples) adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku Khusus.
OCBOA :
(Other
Comprehensive Bases of Accounting) Basis Akuntansi komprehensif lainnya.
Mereka yang
menginginkan keseragaman dan komparabilitas akan memilih GAAP, mereka yang
menginginkan fleksibilitas dan cara-cara yang lebih baik untuk menghadapi
kondisi-kondisi yang beragam akan memilih GAAP Khusus. Mereka yang
memperdebatkan adanya kondisi-kondisi unik atau menentang standar yang
berlebihan akan memilih untuk menggunakan OCBOA.
1. 5 Kebijakan Akuntansi dan Perubahannya
Menurut
Accounting Principles Board dengan Opini No. 22 “Kebijakan akuntansi dari suatu
entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik dan
metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang dinilai oleh manajemen
dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk
menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi
keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan”.
Perusahaan juga
membuat perubahan-perubahan akuntansi sebagai bagian dari kebijakan akuntansi.
Keyakinan umum yang ada adalah perusahaan-perusahaan melakukan perubahan
akuntansi untuk menutup-nutupi masalah kinerja seperti perataan laba atau
penurunan biaya agen yang berhubungan dengan pelanggaran perjanjian utang.
Ketua SEC, Arthur
Levitt, berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan publik telah menggunakan enam
praktik akuntansi untuk mengelola keuntungan perusahan. Rnam praktik tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Melebihsajikan
perubahan restrukturisasi untuk membersihkan neraca;
2.
Mengklasifikasikan
jumlah yang signifikasikan dari nilai harga suatu entitas yang dibeli menjadi
biaya penelitian dan pengembangan sehingga dapat dihapuskan melalui satu kali
pembebanan saja;
3.
Menciptakan
kewajiban yang besar untuk menampung pengeluaran-pengeluaran di masa depan
(dicatat sebagai bagian dari akuntansi untuk akuisisi) guna melindungi laba di
masa depan;
4.
Menggunakan
asumsi yang tidak realtitas dalam mengestimasi nilai kewajiban untuk hal-hal
seperti retur penjualan, kerugian pinjaman, dan biaya jaminan sehingga
kelebihan akrual dapat dibalik untuk meningkatkan laba darii periode
berikutnya;
5.
Membuat
kesalahan secara disengaja dalam buku perusahaan dan menjustifikasi kegagalan
untuk memperbaiki kesalahan tersebut dengan alasan materialitas; dan
6.
Mengakui
pendapatan sebelum proses untuk menghasilkan selesai.
2.6 Akuntansi
yang dirancang
Pada dasarnya,
jika seorang pengamat yang memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu dari luar
bidang akuntansi memeriksa disiplin ilmu akuntansi dan proses akuntansi serta
outputnya, ia mungkin akan dengan mudah tergoda untuk melihat lebih jauh
berbagai usaha percobaan untuk memilih teknik dan solusi akuntansi sesuai
dengan sasaran dan gambaran yang telah ditetapkan sebelumnya dan disampaikan
sebagai penyusunan realitas yang mewakilinya. Fenomena ini dapat disebut
sebagai akuntansi yang dirancang karena kekontrasan yang dimilikinya dengan
pemilihan teknik dan solusi yang didasarkan pada suatu prinsip, suatu fenomena
yang dapat disebut akuntansi prinsip.
Aspek-aspek dari
akuntansi yang dirancang termasuk konsep-konsep yang berbeda seperti:
1. Hipotesis salah saji keuangan secara
selektif
2. Perataan laba
3. Manajemen laba
4. Kreativitas dalam akuntansi
5. Kecurangan dalam akuntansi
2.7 Proletarisasi
teknis dan ideologis para akuntan
Terjadinya
persaingan dalam lingkungan pekerjaan memiliki empat aspek : orang tersebut
diasingkan dari objek yang ia produksi, dari proses produksi, dari dirinya
sendiri dan dari komunitas rekan-rekannya. Dalam kondisi terasing ini, pola
piker dari para akuntan, kesadaran mereka, sebagian besar hanya merupakan
pencerminan dari kondisi yang mereka temukan dan posisi yang mereka tempati
dalam proses produksi. Situasi ini adalah suatu hal yang serius terutama bagi
para akuntan wanita.
2.8 Kesadaran
para pengguna yang direkayasa
Dalam proses yang
mengarah kepada “kesadaran yang direkayasa” ini, manajer mungkin mengganti
suatu “kesadaran palsu” melalui suatu proses yang oleh para peneliti telah
dikaitkan dengan bermacam-macam istilah, dari perataan laba hingga kecurangan
dalam pelaporan keuangan. Dalam merekayasa kesadaran dari para pengguna melalui
penyebaran informasi secara selektif tadi, menejemen dapat menembahkannya
dengan pencucian otak dan hipnotis secara kolektif atau pengkondisian social.
2.9 Perspektif
etika dalam akuntansi
a. Etika
Utilitarian : Asumsi implisitnya adalah bahwa biaya dan manfaat suatu tindakan
dapat diukur berdasarkan suatu skala numeric dan yang umum dan dapat
ditambahkan atau dikurangkan satu sama lain. Keunggulan dari etika utilitarian
adalah : (1) sasaran moralitas (2) proses pemikiran moral (3) fleksibilitas dan
pengecualian (4) menghindari konflik aturan. Sedangkan kesulutan yang muncul
akubal adanya utilitarianisme adalah : (1) penolakan dari kewajiban khusus (2)
penolakan dari hak asasi (3) penolakan dari keadilan.
b. Etika
deontology : Pendekatan ini mempertimbangkan suatu tindakan yang menurut moral
benar jika telah sesuai dengan aturan moral yang tepat.
c. Pemikiran
dan Kelayakan : Etika ini menggabungkan antara aspek-aspek dari kedua
pendekatan tersebut.
Pertanyaan :
- Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menekan adanya kecurangan dalam akuntansi?
- Apakah system pengendalian juga ikut berkembang seiring dengan berkembangnya kejahatan dalam akuntansi?
- Apakah terdapat kelemahan dalam pencatatan transaksi pada masa luca pacioli?jelaskan!
- Menurut Anda, mengapa akuntansi dikatakan sebagai ilmu bukan seni? jelaskan!
REFERENSI :
1.
Ahmed Riahi – Belkaoui,Accounting Theory, Buku Satu, Edisi 5,
Salemba Empat,Jakarta 2006.
2.
Ahmed Riahi – Belkaoui,
Accounting Theory, Buku Dua, Edisi
5, Salemba Empat, Jakarta 2006.
No comments:
Post a Comment