SIKLUS KEHIDUPAN
PRODUK
Parenicepos : Materi kali ini adalah tentang Siklus Kehidupan Produk, disini akan dijelaskan point-point penting yang harus dipahami oleh mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan, menerangkan dan mendiskusikan materi tentang siklus kehidupan produk ini.
1.
KD
dan Indikator
Kompetensi
Dasar :
Menjelaskan, menerangkan,
mendiskusikan siklus kehidupan produk.
Indikator
:
- Mahasiswa mampu melakukan pemanfaatan siklus kehidupan produk.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tahap perkenalan.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tahap pertumbuhan.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tahap kedewasaan.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tahap kemunduran.
2.
Gambaran
umum materi
Menjelaskan,
menerangkan, mendiskusikan siklus kehidupan produk.
SIKLUS KEHIDUPAN
PRODUK
1.
PEMANFAATAN
SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK
Pada
umumnya, produk yang dianggap paling sukses adalah produk yang mengalami siklus
kehidupan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
-
Tahap perkenalan
-
Tahap pertumbuhan
-
Tahap kedewasaan
-
Tahap kemunduran
Jika
produk belum diketahui oleh umum, titik berat marketing mix perusahaan adalah
pada promosi. Dalam hal ini promosi yang dilakukan ditujukan untuk memberitahu
atau mendorong calon pembeli untuk mencoba produknya. Dengan meningkatnya
penjualan selama tahap pertumbuhan, titik-beratnya beralih kepada usaha untuk
membuka saluran distribusi baru. Jika produk tersebut sudah mencapai tahap
kedewasaan, persaingan menjadi semakin ketat dan manajer pemasaran lebih
menekankan pada masalah harga, serta promosi khusus yang dapat menarik
perhatian pembeli pada produknya. Produk-produk yang berada dalam tahap
kemunduran sering perlu didesain kembali atau dikurangi ongkosnya sehingga
tetap dapat memberikan kontribusi pada perusahaan. jika produk-produk tersebut
sudah tidak menguntungkan lagi, perusahaan harus memustuskan apakah akan terus
mempertahankannya meskipun rugu atau harus meninggalkan untuk mengganti dengna
produk lain yang lebih menguntungkan.
Panjangnya
siklus kehidupan produk itu berbeda-beda atau tidak selalu sama menurut jenis
produknya. Untuk barang mode biasanaya mempunyai siklus yang pendek daripada
barang-barang lain seperti makanan dan peralatan. Panjangnya waktu pada
masing-masing tahap juga dapat berbeda-beda, tergantung pada faktor:
·
Tingkat pengakuan /
penerimaan pembeli
·
Jumlah pesaing baru
Perusahaan
harus berusaha memperpanjang siklus kehidupan produknya selama mungkin agar
investasinya tidak sia-sia. Adapun strategi yang dapat ditempuh untuk
mempertahankan atau memperluas pasar produknya antara lain dengan :
a. Promosi
yang lebih agresif
b. Mendapatkan
penggunaan baru
c. Mencari
pemakai baru produk tersebut
Sebagai
contoh, nylon pertamakali dipakai adalah untuk parasit dan kaos kaki.
Permintaannya pada waktu itu tidak begitu besar. Sekarang permintaan nylon ini
cukup tinggi karena adanya pengembangan penggunaan baru dari produk tersebut,
yaitu untuk : ban, karpet, switer, dan sebagainya. Dalam hal ini pengembangan
untuk penggunaan baru maupun bentuk baru dapat memperpanjang siklus kehidupan
produk tersebut.
Pada
tahap perkenalan dalam siklus kehidupan produk, manajer sering diminta untuk
mengestimasi tentang seberapa jauh keberhasilan dari suatu produk.
2.
TAHAP
PERKENALAN
Tahap
ini ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat. Pertumbuhan yang lambat
tersebut disebabkan karena :
·
Kelambatan dalam
perluasan kapasitas produksi.
·
Masalah teknis.
·
Kelambatan dalam penyediaan
produk tersebut untuk konsumen, terutama di bidang distribusi melalui pengecer.
Selama
tahap ini hanya ada beberapa perusahaan yang menjual produk baru. Mereka ini
cenderung untuk membatasi jenis produknya karena pasarnya dianggap belum siap
untuk menerima perbaikan-perbaikan produk. Perusahaan mengarahkan usaha penjualannya
kepada pembeli-pembeli yang paling siap untuk membeli. Harga cenderung lebih
tinggi karena :
·
Ongkos produksi masih
tinggi (produknya belum banyak)
·
Masalah teknologi belum
sepenuhnya dapat diatasi.
·
Biaya promosi cukup
tinggi, ditujukan untuk: memberitahukan kepada pembeli potensial tentang produk
baru tersebut, mendorong untuk mencobanya, dan menjamin distribusinya.
Penjualan
yang dihasilkan dalam tahap perkenalan ini sering dipakai untuk mengestimasi
bentuk kurve pendapatannya selama siklus produk tersebut. Dua faktor yang
sangat penting dalam analisa ini adalah jumlah
orang yang mula-mula membeli produk tersebut dan jumlah ornag yang membelinya
kembali.
- Rasio Penetrasi dan Pembelian Ulang
Rasio
penetrasi dan pembelian ulang merupakan suatu cara yang sederhana dan praktis
untuk meramalkan keberhasilan produk baru. Penetrasi menunjukkan proporsi
pembeli yang mencoba suatu produk. Sedangkan rasio pembelian ulang menunjukkan
persentase pembeli pertama yang membeli kembali dalam periode waktu tertentu.
Kedua rasio tersebut dapat diestimasi dari tingkat penjualannya dan dipakai
untuk meramalkan market-share tertentu untuk jangka panjang.
- Mengestimasikan Rasio Penetrasi dan Penjualan Ulang
Ramalan
brand-share untuk suatu produk baru dapat diperoleh dengan cara mengalikan
estimasi rasio penetrasi akhir dengan estimasi tingkat pembelian ulangan jangka
panjangnya. Rasio penetrasi itu menggambarkan market-share maksimum yang dapat
dipengaruhi untuk mencoba produk tersebut, sedangkan tingkat pengulangan itu
memperlihatkan proporsi jumlah pembeli yang dapat dipertahankan dalam jangka
waktu lama.
- Strategi Pemasaran
Untuk
memasarkan produk baru manajer pemasaran harus mempertimbangkan variabel-variabel
marketing mixnya seperti: harga, promosi, distribusi dan karakteristik produk
(kualitas). Variabel-variabel tersebut dapat disusun pada tingkatan yang tinggi
atau tingkatan yang rendha. Oleh karena itu strategi pemasaran yang ditempuh
pada tahap perkenalan ini didasarkan pada tingkatan variabel-variabel tersebut,
misalnya variabel harga dan variabel promosi.
Dengan
mendasarkan pada variabel harga dan promosi, ada 4 macam strategi yang dapat
dilakukan, yaitu :
a. Strategi
profil tinggi
b. Strategi
penetrasi preemtif
c. Strategi
penetrasi selektif
d. Strategi
profil rendah
1. Strategi Profil Tinggi
(High Profil Strategy)
Strategi
profil tinggi merupakan strategi pemasaran dengan menetapkan harga tinggi dan
promosi tinggi. Harga yang tinggi dimaksudkan untuk memperoleh laba kotor per
unit sebanyak mungkin. Sedangkan promosi yang tinggi (promosi yang agresif
dengan biaya yang besar) ditujukan untuk memperbesar penetrasi ke pasarnya.
Adapun alasan-alasan untuk menggunakan strategi ini antara lain :
-Sebagian
besar dari pasar potensialnya masih belum menyadari terhadap produk tersebut.
-Sebagian
dari mereka yang telah menyadari terhadap produk tersebut ingin memilikinya dan
bersedia membayar berapa saja harganya.
-Perusahaan
menghadapi persaingan potensial dan berusaha membangkitkan kesukaan terhadap
merk bagi pasarnya.
2. Strategi Penetrasi
Preemtif (Preemptive Penetration Strategy)
Dalam
strategi penetrasi preemtif, harga yang dikenakan rendah tetapi tingkat
promosinya tinggi. Ini merupakan cara yang paling cepat untuk menerobos pasar
dan untuk memperoleh market-share yang besar. Adapun alasan-alasan untuk
menggunakan strategi ini adalah:
-Pasarnya
sangat luas.
-Relative
seluruh pasar belum menyadari terhadap produk tersebut.
-Kebanyakan
pembeli sangat peka terhadap harga.
-Terdapat
persaingan yang kuat.
-Peningkatan
skala produksi dapat menurunkan biaya produksi.
3. Strategi Penetrasi
Selektif (Selective Penetration Strategy)
Harga
tinggi dan tingkat promosi yang rendah dikenakan pada strategi ini. perusahaan
mengenakan harga yang tinggi dengan maksud untuk memperoleh laba kotor per unit
sebesar mungkin. Sedangkan tingkat promosi yang rendah dimaksudkan untuk
menekan ongkos-ongkos. Adapun alasan-alasan digunakannya strategi ini adalah :
-Pasarnya
sangat terbatas.
-Kebanyakan
pembeli sudah menyadari terhadap produk tersebut.
-Mereka
yang menginginkan produk tersebut bersedia membayar pada harga yang tinggi.
-Persaingan
yang dihadapi oleh perusahaan tidak begitu kuat.
4. Strategi Profil Rendah
(Low Profile Strategy)
Strategi
profil rendah merupakan strategi pemasaran yang menitikberatkan pengenaan harga
rendah dan tingkat promosi yang rendah pula. Perusahaan mengenakan harga yang
rendah dengan maksud untuk mendorong agar pasarnya cepat menerima produk
tersebut. Dari segi lain, perusahaan berusaha menekan biaya-biaya sehingga
diharapkan dapat memperoleh laba bersih yang besar. Strategi profil rendah ini
dapat dilakukan apabila :
-Pasarnya
sangat luas.
-Pasarnya
sudah menyadari terhadap produk tersebut.
-Pasarnya
peka terhadap harga.
-Perusahaan
menghadapi persaingan potensial.
3.
TAHAP
PERTUMBUHAN
Seperti
telah dikemukakan di muka bahwa lamanya masing-masing tahap yang dialami oleh
suatu produk dalam siklus kehidupannya adalah berbeda-beda. Ada produk yang
mengalami tahap perkenalannya lama, ada pula yang tidak begitu lama. Apabila
pada tahap perkenalannya produk tersebut ternyata dapat memberikan kepuasan
kepada pasarnya, maka penjualannya akan segera meningkat. Pembeli yang
mula-mula sudah mencobanya, sekarang membeli kembali. Selain itu, pembeli-pembeli
baru juga bermunculan. Dengan demikian mulailah produk tersebut mengalami tahap
berikutnya, yaitu tahap pertumbuhan.
Tahap
pertumbuhan ini ditandai dengan :
·
Adanya pesaing baru
yang mulai memasuki pasar. Hal ini disebabkan karena pesaing tertarik pada
kesempatan bisnis yang ada maupun labanya. Pesaing juga mulai memanfaatkan
saluran distribusi yang ada sehingga para penyalur dapat menempuh politik merk
ganda atau menjual beberapa merk.
·
Perusahaan mulai
mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap produknya ataupun menambah kelengkapan
segi produk yang ada.
·
Harga produk tersebut
cenderung untuk tetap. Namun demikian ada kemungkinan harga akan turun sedikit
karena adanya persaingan.
·
Kegiatan promosi,
terutama periklanan dapat dikurangi. Tetapi, munculnya pesaing-pesaing baru
memaksa perusahaan untuk meningkatkan promosi meskipun hanya sedikit.
·
Penjualan segera
meningkat secara cepat. Bertambahnya penjualan dengan cepat ini dapat
menurunkan rasio promosi terhadap penjualannya, sehingga akan menaikkan laba
selama periode tersebut.
a.
Strategi
Pemasaran
Strategi
pemasaran yang dilakukan dalam tahap pertumbuhan ini berbeda dengan strategi
pada tahap perkenalan. Di sini perusahaan berusaha mempertahankan pertumbuhan
yang cepat selama mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan :
1.
Meningkatkan kualitas
produk, menambah model ataupun segi produk lainnya.
2.
Mencari segmen pasar
yang baru. Golongan pembeli lain yang selama ini belum mengetahui, belum
berminat, ataupun belum membeli produk tersebut perlu didorong untuk bersedia
membeli.
3.
Selalu mencari saluran
distribusi yang baru untuk lebih mempersebar distribusinya. Dengan penambahan
saluran distribusi baru ini pasarnya akan semakin luas.
4.
Mengadakan periklanan.
Dalam hal ini, periklanan yang dilakukan tidak lagi ditujukan untuk memperkenalkan
produknya, tetapi ditujukan untuk meyakinkan kepada pembeli bahwa produk
perusahaan tersebut adalah yang terbaik. Jadi, perusahaan berusaha menciptakan
pembelian berulang-ulang kepada pembeli.
Perlu
ditambahkan bahwa dalam tahap ini perusahaan harus mengambil keputusan tentang
kapan harga itu akan diturunkan. Ini dimaksudkan untuk menarik golongan pembeli
yang peka terhadap harga. Tetapi keputusan ini justru menghadapkan perusahaan
kepada dua alternative pilihan, yaitu :
-
Menguasai market-share
yang luas atau
-
Mendapatkan labag yang
tinggi
4.
TAHAP
KEDEWASAAN
Jika
perusahaan tidak melakukan perbaikan-perbaikan terhadap produknya maupun tidak
melakukan usaha-usaha lain yang dapat menaikkan penjualan, maka volume
penjualan yang dicapai cenderung untuk tetap, bahkan pada akhirnya menurun.
Ditinjau lebih jauh sebenarnya tahap kedewasaan ini dapat dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu :
- Tahap Kedewasaan yang Meningkat (Growth Maturity)
Pada
tahap ini penjualan total meningkat dengan lambat. Kelambatan ini disebabkan
karena sebagian permintaan berasal dari langganan (pembeli lama), sedangkan
pembeli baru yang masuk hanya sedikit.
- Tahap Kedewasaan yang Stabil (Stabel Maturity)
Tahap
kedewasaan yang stabil ini disebut pula tahap kejenuhan (saturation). Sekarang volume
penjualannya sudah tidak meningkat lagi tetapi konstan. Ini disebabkan karena
seluruh permintaannya berasal dari pembeli lama/langganan. Jadi sudah tidak ada
lagi pembeli baru yang masuk.
- Tahap Kedewasaan yang Menurun (Decaying Maturity)
Pada
tahap ini tingkat penjualan secara absolut mulai menurun. Hal ini disebabkan
karena beberapa langganan sudah mulai meninggalkan produk perusahaan dan
membeli produk lain (produk saingan termasuk produk pengganti). Jadi, sebagian
langganan sudah tidak berminat lagi terhadap produk perusahaan.
1.
Strategi
Pemasaran
Strategi
pemasaran yang ditempuh dalam tahap kedewasaan ini dapat dibagi menjadi 3 macam
strategi, yaitu :
-
Modifikasi pasar
-
Modifikasi produk
-
Modifikasi marketing
mix
a.
Modifikasi
Pasar
Disini
perusahaan berusaha menemukan pembeli-pembeli baru bagi produknya. Beberapa
kemungkinan yang dapat dilakukan adalah:
-
Mencari pasar baru dan
segmen pasar yang belum pernah mencoba produknya. Misalnya : nylon yang dulunya
hanya dipakai untuk parasit, sekarang digunakan untuk pakaian.
-
Menaikkan penggunaan di
antara para langganan. Misalnya: pada obat-obatan seperti aspirin dalam
pembungkusnya tidak hanya disebutkan sebagai obat penyembuh demam, tetapi juga
sebagai obat masuk angin, pilek, dan sakit kepala.
-
Memperbaiki kembali
posisi merknya untuk mencapai penjualan yang lebih besar, meskipun hal ini
tidak mempengaruhi penjualan industry secara keseluruhan. Misalnya: minuman
coklat yang semula untuk orang-orang dewasa, sekarang juga untuk para remaja
dengan merk yang baru.
b.
Modifikasi
Produk
Modifikasi
produk dilakukan dengan cara mengubah sifat-sifat produk yang dapat menarik
para pemakai/pembeli baru. Disamping itu diharapkan pula pembeli lama akan
menambah pembeliannya. Beberapa strategi yang termasuk dalam modifikasi produk
ini adalah :
1.
Perbaikan
kualitas
Strategi perbaikan
kualiatas ini dapat membantu pada peningkatan fungsi produk tersebut seperti :
keawetan, kecepatan, dan kelezatan. Strategi ini akan efektif apabila :
-
Produk tersebut memang
dapat ditingkatkan kualitasnya.
-
Pembeli percaya
terhadap perbaikan kualitas tersebut.
-
Banyak pembeli yang
tertarik dengan kualitas yang diperbaiki.
2.
Perbaikan
Segi (Feature Improvement)
Dalam hal ini
perusahaan dapat menambah feature baru yang dapat meningkatkan
keamanan/perlindungan dan kepraktisan suatu produk.
3.
Perbaikan
Corak (Style)
Di sini perubahan lebih
mengutamakan keindahan daripada yang lain. Untuk barang-barang seperti makanan
dan barang konsumsi lainnya, pembungkusan dapat mencerminkan sebagai corak.
Dapat terjadi bahwa sebagian langganan justru lebih menyukai corak yang lama.
Kalau corak lama tersebut ditinggalkan berarti perusahaan dapat kehilangan
sebagian langganannya.
c.
Modifikasi
Marketing-Mix
Strategi
terakhir yang dapat dilakukan untuk produk yang sudah mengalami tahap
kedewasaan adalah modifikasi marketing mix. Manajer mempertimbangkan untuk
mengubah elemen-elemen marketing mix untuk mendorong penjualannya.
Beberapa
alternative yang dapat ditempuh adalah :
·
Menurunkan harga untuk
menarik segmen-segmen baru.
·
Mengadakan periklanan
yang lebih menarik atau promosi lain yang lebih agresif.
·
Mengalihkan ke saluran
distribusi yang lebih menguntungkan atau yang menghasilkan volume penjualan
lebih besar.
5.
TAHAP
KEMUNDURAN
Tahap
terakhir yang dialami oleh suatu produk dalam siklus kehidupannya adalah tahap
kemunduran. Panjang/lamanya tahap kemunduran ini ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu :
-
Perubahan dalam selera
konsumen
-
Perubahan kegiatan
pesaing
-
Kebijakan meninggalkan
produk oleh perusahaan
Dalam
tahap kemunduran ini penjualannya menunjukkan arah yang semakin menurun. Ada
kemungkinan bahwa penurunan tersebut berjalan dengan cepat, tetapi juga dapat
berjalan dengan lambat.
Dengan
menurunnya penjualan, beberapa perusahaan akan ke luar dari persaingan dan
meninggalkan pasar untuk mencari kesempatan di bidang lain yang lebih
menguntungkan. Perusahaan yang masih bertahan secara berangsur-angsur akan
mengurangi produknya. Bersamaan dengan itu anggaran periklanan juga dikurangi.
Kegiatan periklanan yang dilakukan hanyalah untuk mengingatkan konsumen bahwa
produk tersebut masih tersedia di pasar meskipun relative sangat sedikit
jumlahnya. Akibat lain dengan menurunnya penjualan itu adalah semakin
menurunnya harga. Mempertahankan harga pun dirasa sangat sulit bagi perusahaan.
·
Strategi
Pemasaran
Strategi pemasaran yang
dapat dilakukan dalam tahap ini adalah :
1. Mencari
produk yang lemah
2. Membangkitkan
lagi produk tersebut
3. Meninggalkan
produk tersebut
REFERENSI
:
Basu
Swastha,Manajemen Pemasaran Modern,
Liberty offset. Yogyakarta, 2008
Philip Kotler : Manajemen Pemasaran, Analisis,
perencanaan dan pengendalian, edisi kelima, Erlangga. Jakarta. 1987.
No comments:
Post a Comment