Saturday, May 13, 2017

Materi Kuliah Teori Akuntansi - Elemen dan Struktur Teori Akuntansi



ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Parenicepos: Materi Kuliah Elemen dan Struktur Teori Akuntansi ini adalah bab atau materi yang sangat penting untuk dipelajari oleh mahasiswa, karena didalam materi ini kita akan tahu dan mengerti tentang elemen dan struktur teori akuntansi, harapannya adalah mahasiswa mampu mengaplikasikan dan dapat sebagai bahan rujukan didalam pemecahan soal didalam materi teori akuntansi atau materi tentang akuntansi.

3.1       Pemikiran Mengenai Teori
3.1.1 Jenis Struktur Teoritis
Unsur - unsur yang terkandung dalam teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang saling berhubungan dalam suatu struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya penjelasan dan prediksi. Hubungan yang sistematis dari hipotesis yang saling berhubungan ini diperoleh melalui formalisasi suatu teori, yaitu, dengan menggunakan sebuah sistem bahasa formal yang telah diaksiomasi dan diartikan dengan tepat. Aksiomasi itu sendiri terdiri atas aturan - aturan transformasi yang mengindikasikan bagaimana pernyataan - pernyataan dikombinasikan untuk mendeduksi pernyataan - pernyataan lain dalam teori ini. 

Materi Kuliah Teori Akuntansi - Elemen dan Struktur Teori Akuntansi
Materi Kuliah Teori Akuntansi
 


Aksioma : Adalah sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu kebenaran dan bersifat umum, serta tanpa perlu adanya pembuktian dari kita. Bisa juga dikatakan adalah sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak kebenarannya.
Deduktif : Merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Tingkatan formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoritis, yaitu :
a.  Teori deduktif lengkap
Teori deduktif lengkap memiliki sebuah struktur formal yang lengkap dengan aksioma-aksioma yang telah dijelaskan secara penuh dan seluruh langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya dinyatakan dengan lengkap.
b.   Prapengandaian sistematis
Berisi formulasi - formulasi yang mengandaikan sebelumnya suatu isi teori lengkap atau lengkap sebagian.
c.   Teori kuasi - deduktif
Merupakan teori dengan deduktif kuasi (seolah - olah) karena menggunakan logika induktif, penggunaan proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif - primitif relatif.
d.   Percobaan - percobaan teoritis
Merupakan sistem - sistem yang dapat, tanpa modifikasi yang signifikan pada konsep atau manipulasi, dapat dibuat paling tidak sebagian menjadi struktur formal.
 e.  Teori yang saling berhubungan
Merupakan teori yang hukum - hukum komponennya bekerja dalam jaringan hubungan sehingga membentuk suatu pola yang dapat diindentifikasi.
f.   Teori hierarki
Teori di mana hukum - hukum komponennya disajikan sebagai deduksi - deduksi dari satu kumpulan kecil prinsip - prinsip dasar.

3.1.2     Fungsi dan Struktur Teori
Struktur dan fungsi dari suatu teori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin tertentu. John Harvard dan Sheth Jagdish mengklasifikasikan fungsi menjadi empat kategori , yaitu :
a)      Fungsi deskriptif
Mencakup penggunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka  miliki untuk memberikan penjelasan terbaik atas fenomena dan kekuatan - kekuatan yang mendasarinya.
b)      Fungsi pembatasan
Mencakup pemilihan suatu  kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan memberikan suatu arti atas abstraksi yang diformulasikan dari tahapan deskriptif tertentu.
c)      Fungsi generatif 
Kemampuan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan tujuan utama dari suatu teori, atau untuk memberikan prasangka, pemikiran, dan ide - ide yang menjadi dasar pengembangan suatu hipotesis.
 d)     Fungsi integratif 
Kemampuan untuk menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dari berbagai konsep dan hubungan dalam suatu teori.

3.1.3    Evaluasi Teori
Dari 70 kriteria teori - teori  yang “baik”, S.C. Dodd memilih 24 kriteria evaluasi yang paling relevan yang disusun dengan urutan dari yang paling penting :
 
Materi Kuliah Teori Akuntansi - Elemen dan Struktur Teori Akuntansi
Pada dasarnya:
1. Pernyataan teoritis hendaknya dibuat dengan baik (pembentukan yang baik).
2.  Pernyataan teoritis hendaknya tidak memiliki pertentangan-pertentangan logis (konsistensi internal).
3. Pernyataan teoritis dapat memuat konsep-konsep primitif (belum didefinisikan) dan asumsi-asumsi yang jika didefinisikan hendak nya saling independen (kebebasan).
4. Pernyataan teoritis hendaknya komprehensif (kekuatan).

5. Pernyataan teoritis hendaknya tidak memuat konsep-konsep yang memiliki ketidakjelasan maksud (ketidakpastian maksud secara parsial) atau ketidakjelasan perluasan (penentuan perluasan dari konsep secara parsial).
6. Pernyataan teoritis dari berbagai disiplin hendaknya mengacu kepada suatu kumpulan fenomena yang sama (unit-unit konseptual).
7. Pernyataan teoritis hendaknya melibatkan korespondensi satu ke satu (masing-masing) simbol dengan artinya (kemampuan untuk diterjemahkan secara empiris atau kesamaan arti).

8. Pernyataan teoritis hendaknya memiliki kedalaman (keterwakilan).
9. Pernyataan teoritis dapat diuji secara empiris dengan kemampuan untuk dikonfirmasi maupun dilengkapi kembali atas dasar hasil pengujian tersebut (dapat dibuktikan).
10. Pernyataan teoritis hendaknya tidak terlalu rumit hingga membuat pembuktian kesalahan menjadi tidak mungkin untuk dilakukan (kesederhanaan metodologi).
 11. Pernyataan teoritis hendaknya tetap benar jika dibenarkan (konfirmasi).
12.  Pernyataan teoritis hendaknya kondusif terhadap kreativitas dalam formulasi hipotesis dan pengujian-pengujian empiris (originalitas).
13.Pernyataan teoritis hendaknya konsisten dengan kebanyakan isi dari pengetahuan yang ada di bidang-bidang lain sekaligus di bidangnya sendiri (konsistensi eksternal).
 14. Pernyataan teoritis hendaknya mampu mencapai area-area lain yang tidak berhubungan (kekuatan untuk menyatukan).
15. Pernyataan teoritis hendaknya mampu menghasilkan ide-ide riset yang baru (kekuatan heuristis atau multiterapan).
16. Pernyataan teoritis hendaknya cukup fleksibel untuk mengakomodasi bukti-bukti baru dan tidak bertentangan (stabilitas).

3.1.4  Teori Umum Versus Teori Menengah Tentang Akuntansi
Suatu teori didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep), definisi, dan usulan yg saling bergantung satu sama lain, yang menyajikan suatu pandangan yang matematis dari suatu fenomena  dengan menyatakan hubungan - hubungan yang ada diantara berbagai variabel dengan maksud untuk menjelaskan dan  meramalkan fenomena tersebut. 

Teori menengah didefinisikan Robert Merton sebagai “teori yang berada diantara hipotesis – hipotesis minor namun sangat banyak dikembangkan selama riset dari hari ke hari dan usaha - usaha sistematis yang lengkap untuk mengembangkan suatu teori yang menyatukan. 

Teori akuntansi menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan - perbedaan yang terjadi dalam cara peneliti mengartikan baik ”pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan” dimana para pangguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku.

3.2    Pemikiran Mengenai Konsep
3.2.1    Hakikat Dan Pentingnya Konsep
Konsep secara fundamental (mendasar) adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi maupun dalam ilmu - ilmu yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual : terdiri atas sistem - sistem konsep yang saling berhubungan dengan cara - cara yang berbeda. Konsep adalah unit - unit utama dari suatu teori, dan pembuatan teori yang baik mengandung artian pembentukan konsep yang baik.

Jenis - jenis konsep meliputi :
a.    Konsep observasional adalah konsep yang memiliki “karakteristik objek tertentu yang dapat diobservasi secara langsung, yaitu sifat atau hubungan yang kehadiran maupun ketidakhadirannya di suatu kasus tertentu dapat dipastikan secara intersubjektif, dalam kondisi - kondisi yang sesuai oleh observasi langsung”.
 Ket : Intersubjektif :
Intersubjektif adalah apabila tidak ada subjek peneliti lain yang berhasil, atau jumlah yang berhasil sangat sedikit sekali.
 b.   Konsep teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung dalam suatu teori tertentu.
c.   Konsep disposisi (suatu sikap / kecenderungan sikap) mengacu kepada suatu kecenderungan “untuk menunjukkan reaksi - reaksi yang spesifik menurut kondisi - kondisi tertentu yang dapat ditetapkan.”

3.2.2   Validitas Konsep
Meskipun kebanyakan konsep keuangan dalam akuntansi telah didefinisikan dengan cukup memadai, hanya sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suatu konsep pada kenyataannya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang dapat dimasukkan ke dalam suatu teori tertentu. Digunakan dua pendekatan untuk melakukan validasi yaitu operasionisme (pengoperasian) dan pengembangan pengukuran validitas konsep.

Jenis - jenis validitas konsep yang terdapat dalam literatur - literatur riset adalah :
a.  Validitas observasional
Tingkat sampai dimana suatu konsep dapat disederhanakan oleh observasi.
b.  Validitas isi
Tingkat sampai dimana suatu operasionalisasi mencerminkan konsep yang hendak dibuat generalisasinya.
 c. Validitas yang berhubungan dengan kriteria, terdiri dari :
1)  Validitas prediktif
Subjenis dari validitas yang berhubungan dengan kriteria dimana kriteria yang diukur dalam waktu yang terpisah dari konsep si prediktor.
 
2)   Validitas konkuren (bersamaan)
Subjenis dari validitas yang berhubungan dengan kriteria dimana konsep – konsep kriteria dan prediktor diukur pada waktu yang sama.
 
d.   Validitas gagasan, terdiri dari :
1)   Validitas konvergen
Tingkat sampai dimana dua usaha percobaan untuk mengukur konsep yang sama melalui metode – metode yang berbeda secara maksimal adalah konvergen. Ia biasanya dinyatakan oleh korelasi yang terjadi diantara dua usaha percobaan tersebut.
 2)   Validitas diskriminan
Sampai sejauh mana suatu konsep berbeda dengan konsep yang lainnya.
3)   Validitas nomologi
Sampai sejauh mana suatu prediksi yang didasarkan atas konsep yang dimaksudkan untuk diukur oleh suatu instrumen dapat dikonfirmasikan.

e.   Validitas sistemik
Tingkat sampai dimana suatu konsep memungkinkan adanya integrasi dari konsep – konsep sebelumnya tidak saling berhubungan dan / atau pembuatan suatu sistem konseptual yang baru.
f.  Validitas semantik
Tingkat sampai dimana suatu konsep memiliki penggunaan semantik yang seragam.
g. Validitas pengendalian
Tingkat sampai dimana suatu konsep dapat dimanipulasi dan mampu mempengaruhi variabel – variabel lain yang berpengaruh.

3.3      Menangani Hipotesis
3.3.1    Dari Dalil Ke Hipotesis
Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsep - konsep dalam teori tersebut. Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta - fakta yang tidak berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas pengetahuan yang baru diperoleh. Karakteristik utama dari sebuah hipotesis adalah kemampuan untuk diuji secara empiris. Sifat dari pengujian yang diberikan akan bergantung kepada apakah dalil yang diberikan bersifat analitis atau sintetis. Dalil analitis hanya dapat dinyatakan benar atau salah secara logis. Dalil sintetis yang memiliki signifikansi empiris dapat menjadi subjek dari suatu ujian empiris.

3.3.2  Konfirmasi Atas Hipotesis
Akuntansi memiliki subjek masalah yang jelas dan mencakup keseragaman dan keteraturan yang menjadi dasar dan kondusif bagi hubungan empiris, generalisasi otoritatif, konsep - konsep, prinsip, hukum, dan teori. Konfirmasi adalah sampai sejauh mana hipotesis mampu menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia nyata secara akurat. Pembuktian kesalahan adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat. Hipotesis yang aslinya didasarkan atas teori yang semata - mata dapat dikonfirmasikan, semata - mata dapat disanggah, atau keduanya.

3.3.3   Hakikat Dari Penjelasan
Penjelasan adalah langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan ilmiah, atau dengan makna luas prosedur atau struktur umum apapun yang memiliki maksud untuk menyajikan bagaimana suatu fenomena dapat dijelaskan secara ilmiah. Model - model penjelasan harus memenuhi persyaratan - persyaratan berikut ini :

a. Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model penjelasan harus bagaimana pun caranya menunjukkan bahwa fenomena yang akan dijelaskan adalah telah diekspektasikan mengingat kondisi-kondisi yang ada.
b. Persyaratan akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa penjelasan ilmiah harus dapat diuji secara empiris.

3.3.4  Hakikat Dari Prediksi
Prediksi adalah berarti proses “pembuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa yang tidak diketahui dalam sebuah sistem yang statis secara konseptual.” Sedangkan prediksi ilmiah adalah prediksi yang dipandu oleh aturan - aturan ilmiah. Prediksi dapat dilakukan dengan teknik - teknik eksplorasi, yang memprediksi suatu variabel atas dasar variabel itu sendiri, atau teknik - teknik asosiatif, yang memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel lain.

2.4  Konteks Penemuan
Suatu proses yang lebih penting sebelum terjadinya justifikasi adalah proses penemuan. Secara umum ada empat prosedur yang digunakan untuk menghasilkan atau menemukan generalisasi :
a. Mimpi adalah salah satu prosedur penemuan yang memiliki peranan penting dalam penemuan ilmiah.
b. Cara menguraikan prosedur penemuan yang dirasakan secara langsung oleh peneliti.
c. Pendekatan deduktif adalah prosedur penemuan lainnya yang dimulai dengan dalil - dalil dasar dan dilanjutkan untuk menghasilkan kesimpulan logis atas subjek yang dipermasalahkan. Langkah yang digunakan untuk menghasilkan suatu pendekatan deduktif adalah :
· Menyatakan tujuan dari laporan - laporan keuangan
· Memilih dalil - dalil akuntansi
· Menghasilkan prinsip - prinsip akuntansi
· Mengembangkan teknik - teknik akuntansi

d. Pendekatan induktif, dimulai dengan observasi - observasi serta pengukuran, selanjutnya bergerak ke arah generalisasi kesimpulan.
e. Tahapan dari pendekatan induktif yaitu :
1.  Mencatat seluruh observasi yang dilakukan
2.  Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi - observasi ini untuk mendeteksi adanya hubungan yang terus berulang
3.  Secara induktif menghasilkan generalisasi dan prinsip - prinsip akuntansi dari observasi – observasi yang menggambarkan hubungan yang terus berulang
4.  Menguji generalisasi tersebut.

3.5.KESIMPULAN
Kesimpulan dari bab ini adalah bahwa riset akuntansi seharusnya adalah untuk mengembangkan suatu metodologi pemikiran yang kuat baik dalam penyusunan teori maupun pelaksanaan riset dasar dan terapan. Konsep-konsep dari filosofi keilmuan dan metateori akan terbukti sangat membantu sebagai alat dan sarana dalam metodologi pemikiran seperti itu.

REFERENSI  :
1.      Ahmed Riahi – Belkaoui,Accounting Theory, Buku Satu, Edisi 5, Salemba Empat,Jakarta 2006.
2.      Ahmed Riahi – Belkaoui, Accounting Theory, Buku Dua, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta 2006.

No comments: