ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Parenicepos: Materi Kuliah Elemen dan Struktur Teori Akuntansi ini adalah bab atau materi yang sangat penting untuk dipelajari oleh mahasiswa, karena didalam materi ini kita akan tahu dan mengerti tentang elemen dan struktur teori akuntansi, harapannya adalah mahasiswa mampu mengaplikasikan dan dapat sebagai bahan rujukan didalam pemecahan soal didalam materi teori akuntansi atau materi tentang akuntansi.
3.1 Pemikiran Mengenai Teori
3.1.1 Jenis Struktur Teoritis
Unsur - unsur yang
terkandung dalam teori adalah konsep, dalil, dan hipotesis yang saling
berhubungan dalam suatu struktur sistematis yang memungkinkan diberikannya
penjelasan dan prediksi. Hubungan yang sistematis dari hipotesis yang saling
berhubungan ini diperoleh melalui formalisasi suatu teori, yaitu, dengan
menggunakan sebuah sistem bahasa formal yang telah diaksiomasi dan
diartikan dengan tepat. Aksiomasi itu sendiri terdiri atas aturan - aturan
transformasi yang mengindikasikan bagaimana pernyataan - pernyataan dikombinasikan
untuk mendeduksi pernyataan - pernyataan lain dalam teori ini.
Materi Kuliah Teori Akuntansi |
Aksioma : Adalah sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu
kebenaran dan bersifat umum, serta tanpa perlu adanya pembuktian dari kita. Bisa
juga dikatakan adalah sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak kebenarannya.
Deduktif : Merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Tingkatan
formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoritis,
yaitu :
a.
Teori deduktif
lengkap
Teori deduktif
lengkap memiliki sebuah struktur formal yang lengkap dengan aksioma-aksioma
yang telah dijelaskan secara penuh dan seluruh langkah-langkah dalam perluasan
deduktifnya dinyatakan dengan lengkap.
b. Prapengandaian
sistematis
Berisi formulasi -
formulasi yang mengandaikan sebelumnya suatu isi teori lengkap atau lengkap
sebagian.
c. Teori
kuasi - deduktif
Merupakan teori
dengan deduktif kuasi (seolah - olah) karena menggunakan logika induktif,
penggunaan proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif
- primitif relatif.
d. Percobaan
- percobaan teoritis
Merupakan sistem -
sistem yang dapat, “tanpa modifikasi yang signifikan pada konsep atau manipulasi, dapat dibuat
paling tidak sebagian menjadi struktur formal”.
e. Teori
yang saling berhubungan
Merupakan teori
yang hukum - hukum komponennya bekerja dalam jaringan hubungan sehingga membentuk
suatu pola yang dapat diindentifikasi.
f. Teori
hierarki
Teori di mana hukum
- hukum komponennya disajikan sebagai deduksi - deduksi dari satu kumpulan
kecil prinsip - prinsip dasar.
3.1.2 Fungsi dan Struktur Teori
Struktur dan fungsi
dari suatu teori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin tertentu. John
Harvard dan Sheth Jagdish mengklasifikasikan fungsi menjadi empat
kategori , yaitu :
a)
Fungsi deskriptif
Mencakup penggunaan
gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka miliki untuk memberikan
penjelasan terbaik atas fenomena dan kekuatan - kekuatan yang mendasarinya.
b)
Fungsi pembatasan
Mencakup pemilihan
suatu kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan
memberikan suatu arti atas abstraksi yang diformulasikan dari tahapan
deskriptif tertentu.
c)
Fungsi generatif
Kemampuan untuk
menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan tujuan utama dari
suatu teori, atau untuk memberikan prasangka, pemikiran, dan ide - ide yang
menjadi dasar pengembangan suatu hipotesis.
d)
Fungsi integratif
Kemampuan
untuk menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dari
berbagai konsep dan hubungan dalam suatu teori.
3.1.3 Evaluasi
Teori
Dari 70 kriteria
teori - teori yang “baik”, S.C. Dodd memilih 24 kriteria
evaluasi yang paling relevan yang disusun
dengan urutan dari yang paling penting :
Pada dasarnya:
1. Pernyataan teoritis hendaknya dibuat
dengan baik (pembentukan yang baik).
2. Pernyataan teoritis hendaknya tidak
memiliki pertentangan-pertentangan logis (konsistensi internal).
3. Pernyataan
teoritis dapat memuat konsep-konsep primitif (belum didefinisikan) dan
asumsi-asumsi yang jika didefinisikan hendak nya saling independen (kebebasan).
4. Pernyataan teoritis hendaknya
komprehensif (kekuatan).
5. Pernyataan teoritis hendaknya tidak
memuat konsep-konsep yang memiliki ketidakjelasan maksud (ketidakpastian maksud secara parsial) atau ketidakjelasan
perluasan (penentuan perluasan dari konsep secara parsial).
6. Pernyataan
teoritis dari berbagai disiplin hendaknya mengacu kepada suatu kumpulan
fenomena yang sama (unit-unit konseptual).
7. Pernyataan teoritis hendaknya melibatkan korespondensi satu ke satu
(masing-masing) simbol dengan artinya (kemampuan untuk diterjemahkan secara
empiris atau kesamaan arti).
8. Pernyataan teoritis hendaknya memiliki kedalaman (keterwakilan).
9. Pernyataan teoritis dapat diuji secara
empiris dengan kemampuan untuk dikonfirmasi maupun dilengkapi kembali atas dasar
hasil pengujian tersebut (dapat dibuktikan).
10. Pernyataan teoritis hendaknya tidak terlalu rumit hingga membuat pembuktian
kesalahan menjadi tidak mungkin untuk dilakukan (kesederhanaan metodologi).
11. Pernyataan teoritis hendaknya tetap benar jika dibenarkan
(konfirmasi).
12. Pernyataan teoritis hendaknya kondusif
terhadap kreativitas dalam formulasi hipotesis dan pengujian-pengujian empiris
(originalitas).
13.Pernyataan teoritis hendaknya konsisten
dengan kebanyakan isi dari pengetahuan yang ada di bidang-bidang lain sekaligus
di bidangnya sendiri (konsistensi eksternal).
14. Pernyataan teoritis hendaknya mampu
mencapai area-area lain yang tidak berhubungan (kekuatan untuk menyatukan).
15. Pernyataan teoritis hendaknya mampu
menghasilkan ide-ide riset yang baru (kekuatan heuristis atau multiterapan).
16. Pernyataan teoritis hendaknya cukup
fleksibel untuk mengakomodasi bukti-bukti baru dan tidak bertentangan
(stabilitas).
3.1.4 Teori Umum Versus Teori Menengah Tentang
Akuntansi
Suatu teori
didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep), definisi, dan usulan yg
saling bergantung satu sama lain, yang menyajikan suatu pandangan yang
matematis dari suatu fenomena dengan menyatakan hubungan -
hubungan yang ada diantara berbagai variabel dengan maksud
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut.
Teori menengah
didefinisikan Robert Merton sebagai
“teori yang berada diantara hipotesis
– hipotesis minor namun sangat banyak dikembangkan selama riset dari hari
ke hari dan usaha - usaha sistematis yang lengkap untuk mengembangkan suatu
teori yang menyatukan.
Teori akuntansi
menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan - perbedaan yang terjadi dalam cara
peneliti mengartikan baik ”pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan”
dimana para pangguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku.
3.2 Pemikiran Mengenai Konsep
3.2.1 Hakikat Dan
Pentingnya Konsep
Konsep secara
fundamental (mendasar)
adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi maupun
dalam ilmu - ilmu yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual :
terdiri atas sistem - sistem konsep yang saling berhubungan dengan cara - cara
yang berbeda. Konsep adalah unit - unit utama dari suatu teori, dan pembuatan
teori yang baik mengandung artian pembentukan konsep yang baik.
Jenis - jenis
konsep meliputi :
a. Konsep
observasional adalah konsep yang memiliki “karakteristik objek
tertentu yang dapat diobservasi secara langsung, yaitu sifat atau hubungan yang
kehadiran maupun ketidakhadirannya di suatu kasus tertentu dapat dipastikan
secara intersubjektif, dalam kondisi - kondisi yang sesuai oleh observasi
langsung”.
Ket :
Intersubjektif :
Intersubjektif
adalah apabila tidak ada subjek peneliti lain yang berhasil, atau jumlah yang
berhasil sangat sedikit sekali.
b. Konsep
teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung
dalam suatu teori tertentu.
c. Konsep
disposisi (suatu sikap / kecenderungan sikap) mengacu kepada suatu kecenderungan
“untuk menunjukkan reaksi - reaksi yang spesifik menurut kondisi - kondisi
tertentu yang dapat ditetapkan.”
3.2.2 Validitas Konsep
Meskipun kebanyakan
konsep keuangan dalam akuntansi telah didefinisikan dengan cukup memadai, hanya
sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suatu konsep pada
kenyataannya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat
yang dapat dimasukkan ke dalam suatu teori tertentu. Digunakan dua pendekatan
untuk melakukan validasi yaitu operasionisme (pengoperasian) dan pengembangan pengukuran validitas konsep.
Jenis - jenis
validitas konsep yang terdapat dalam literatur - literatur riset adalah :
a. Validitas
observasional
Tingkat sampai
dimana suatu konsep dapat disederhanakan oleh observasi.
b. Validitas
isi
Tingkat sampai
dimana suatu operasionalisasi mencerminkan konsep yang hendak dibuat
generalisasinya.
c. Validitas
yang berhubungan dengan kriteria, terdiri dari :
1) Validitas
prediktif
Subjenis dari
validitas yang berhubungan dengan kriteria dimana kriteria yang diukur dalam
waktu yang terpisah dari konsep si prediktor.
2) Validitas
konkuren (bersamaan)
Subjenis dari
validitas yang berhubungan dengan kriteria dimana konsep – konsep kriteria dan
prediktor diukur pada waktu yang sama.
d.
Validitas gagasan, terdiri dari :
1) Validitas
konvergen
Tingkat sampai
dimana dua usaha percobaan untuk mengukur konsep yang sama
melalui metode – metode yang berbeda secara maksimal adalah konvergen. Ia
biasanya dinyatakan oleh korelasi yang terjadi diantara dua usaha
percobaan tersebut.
2) Validitas
diskriminan
Sampai sejauh mana
suatu konsep berbeda dengan konsep yang lainnya.
3)
Validitas nomologi
Sampai sejauh mana
suatu prediksi yang didasarkan atas konsep yang dimaksudkan untuk diukur oleh
suatu instrumen dapat dikonfirmasikan.
e. Validitas
sistemik
Tingkat sampai
dimana suatu konsep memungkinkan adanya integrasi dari konsep – konsep
sebelumnya tidak saling berhubungan dan / atau pembuatan suatu sistem
konseptual yang baru.
f. Validitas
semantik
Tingkat sampai
dimana suatu konsep memiliki penggunaan semantik yang seragam.
g. Validitas
pengendalian
Tingkat sampai
dimana suatu konsep dapat dimanipulasi dan mampu mempengaruhi variabel –
variabel lain yang berpengaruh.
3.3 Menangani Hipotesis
3.3.1 Dari Dalil
Ke Hipotesis
Dalil dalam suatu
teori menetapkan hubungan antara konsep - konsep dalam teori tersebut. Dalil
dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta - fakta yang tidak
berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas
pengetahuan yang baru diperoleh. Karakteristik utama dari sebuah hipotesis
adalah kemampuan untuk diuji secara empiris. Sifat dari pengujian yang
diberikan akan bergantung kepada apakah dalil yang diberikan bersifat analitis
atau sintetis. Dalil analitis hanya dapat dinyatakan benar atau salah secara
logis. Dalil sintetis yang memiliki signifikansi empiris dapat menjadi subjek
dari suatu ujian empiris.
3.3.2 Konfirmasi
Atas Hipotesis
Akuntansi memiliki
subjek masalah yang jelas dan mencakup keseragaman dan keteraturan yang menjadi
dasar dan kondusif bagi hubungan empiris, generalisasi otoritatif, konsep -
konsep, prinsip, hukum, dan teori. Konfirmasi adalah sampai sejauh mana
hipotesis mampu menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia
nyata secara akurat. Pembuktian kesalahan adalah sampai sejauh mana suatu
hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal
untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat. Hipotesis yang aslinya
didasarkan atas teori yang semata - mata dapat dikonfirmasikan, semata - mata
dapat disanggah, atau keduanya.
3.3.3 Hakikat Dari Penjelasan
Penjelasan adalah
langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan ilmiah, atau dengan makna luas
prosedur atau struktur umum apapun yang memiliki maksud untuk menyajikan bagaimana
suatu fenomena dapat dijelaskan secara ilmiah. Model - model penjelasan harus
memenuhi persyaratan - persyaratan berikut ini :
a. Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model penjelasan harus
bagaimana pun caranya menunjukkan bahwa fenomena yang akan dijelaskan adalah
telah diekspektasikan mengingat kondisi-kondisi yang ada.
b. Persyaratan
akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa penjelasan ilmiah harus dapat diuji
secara empiris.
3.3.4 Hakikat
Dari Prediksi
Prediksi adalah
berarti proses “pembuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa
yang tidak diketahui dalam sebuah sistem yang statis secara konseptual.”
Sedangkan prediksi ilmiah adalah prediksi yang dipandu oleh aturan - aturan
ilmiah. Prediksi dapat dilakukan dengan teknik - teknik eksplorasi, yang
memprediksi suatu variabel atas dasar variabel itu sendiri, atau teknik -
teknik asosiatif, yang memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel
lain.
2.4 Konteks Penemuan
Suatu proses yang lebih
penting sebelum terjadinya justifikasi adalah proses penemuan. Secara umum ada
empat prosedur yang digunakan untuk menghasilkan atau menemukan generalisasi :
a. Mimpi
adalah salah satu prosedur penemuan yang memiliki peranan penting dalam
penemuan ilmiah.
b. Cara menguraikan prosedur penemuan yang dirasakan secara langsung oleh
peneliti.
c. Pendekatan deduktif adalah prosedur penemuan lainnya yang dimulai dengan
dalil - dalil dasar dan dilanjutkan untuk menghasilkan kesimpulan logis atas
subjek yang dipermasalahkan. Langkah yang digunakan untuk menghasilkan suatu
pendekatan deduktif adalah :
· Menyatakan
tujuan dari laporan - laporan keuangan
· Memilih
dalil - dalil akuntansi
· Menghasilkan
prinsip - prinsip akuntansi
· Mengembangkan
teknik - teknik akuntansi
d. Pendekatan induktif, dimulai dengan observasi - observasi serta pengukuran,
selanjutnya bergerak ke arah generalisasi kesimpulan.
e. Tahapan dari pendekatan induktif yaitu :
1. Mencatat seluruh observasi yang dilakukan
2. Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi - observasi
ini untuk mendeteksi adanya hubungan yang terus berulang
3. Secara induktif menghasilkan generalisasi dan prinsip -
prinsip akuntansi dari observasi – observasi yang menggambarkan hubungan yang
terus berulang
4. Menguji generalisasi tersebut.
3.5.KESIMPULAN
Kesimpulan dari bab
ini adalah bahwa riset akuntansi seharusnya adalah untuk mengembangkan
suatu metodologi pemikiran yang kuat baik dalam penyusunan
teori maupun pelaksanaan riset dasar dan terapan. Konsep-konsep dari
filosofi keilmuan dan metateori akan terbukti sangat membantu sebagai alat dan
sarana dalam metodologi pemikiran seperti itu.
REFERENSI :
1. Ahmed
Riahi – Belkaoui,Accounting Theory, Buku
Satu, Edisi 5, Salemba Empat,Jakarta 2006.
2. Ahmed
Riahi – Belkaoui, Accounting Theory,
Buku Dua, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta 2006.
No comments:
Post a Comment