1.1 Evolusi Pembukuan Pencatatan Berpasangan
1.1.1 Sejarah Awal Akuntansi
Parenicepos - Berbagai
percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu dari lahirnya
sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai skenario.
Kebanyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan
pencatatan di sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum
masehi.
Awal Sejarah
Akuntansi :
Chaldean–Babylonian – Asiria (Assyrian) –
Sumeria (Sumerian) – Egyptian (Mesir) (Sekitar 3000SM) Pencatatan perbendaharaan
Catatan akuntansi pada kulit kayu (Papyri) Manajer bernama My mencatat
transaksi pada calamos reed (sejenis kulit) 3000SM Pelaksanaan Pencataan
Pemerintahan terorganisasi Catatan-catatan usaha.
Awal Sejarah
Akuntansi :
Chinese( SM)
Dinasti Chao Akuntansi pemerintahan – Greek (Yunani) (256 SM) Zenon (manager
wil. Appolonius), sistem akuntansi pertanggungjawaban – Romawihukum yang
mengharuskan para pembayar pajak membuat pelaporan mengenai posisi keuangan
mereka,.
A. C. Littleton
membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis :
- Seni Penulisan ( The Art of Writing) Karena pembukuan pada intinya adalah sebuah catatan
- Aritmetika (Arithmetic) Karna aspek mekanis dari pembukuan mengandung adanya serangkaian perhitungan sederhana
- Milik Pribadi ( Private Property) karena pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya.
- Uang (Money) yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak akan ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh pertukaran dilakukan di tempat saat itu juga
- Perdagangan ( Commerce) karena sebuah penjualan lokal saja tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia mengkoordinasikan berbagai pemikiran ke dalam suatu sistem
- Modal (Capital),Karena tanpa modal perdagangan tidak akan berarti
- Pemberian kredit (Credit) menjadi sesuatu yang tidak mungkin bisa dibayangkan.
1.1.2 Kontribusi Luca Pacioli
Nama Luca
Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya diasosiasikan
dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni
et Proportionalita yang didalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et
Scripturis-yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan.
Ia menyatakan
bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda
kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya”. Debit
(adebeo) dan kredit (credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan
sebuah pencatatan berpasangan.
Ia berkata, “Seluruh pencatatan harus
berpasangan. Yaitu, jika Anda membuat seorang kreditor, maka Anda
harus membuat seorang debitor”. Tiga buku digunakan disini : sebuah
memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar. Pada waktu yang bersamaan,
mengingat umur yang pendek dari perusahaan-perusahaan bisnis, Pacioli
menyarankan perhitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku.
1.1.3 Perkembangan Pembukuan
Pencatatan Berpasangan
- Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan.
- Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik.
- Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.
- Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
- Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
- Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
- Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
- Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
- Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
- Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
- Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).
1.2 PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI
AMERIKA SERIKAT
1. 2.
1 Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)
Pengaruh
manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari meningkatnya
jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan oleh
perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu
adalah asosiasi akuntan profesional, American Institute of Accountans (AIA).
1. 2. 2 Tahap kontribusi institusi
(1933-1959)
- Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
- Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, George O. May, kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika (American Institute of Certified Public Accountant-AICPA) memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek.
- Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang menantang profesi akuntan untuk memberikan “dukungan substansial dari yang berwenang” bagi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association) dan para anggotanya yang baru saja dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee Accounting Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.
1. 2. 3 Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi profesional maupun manajemen
di dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada
pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan
politisasi atas proses penetapan standarnya-sebuah situasi yang diciptakan oleh
pandangan yang berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi prilaku
berekonomi dan, sebagai konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya
dibuat di dalam arena politik.
1.
3 AKUNTANSI DAN KAPITALISME
Akuntansi dan
kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adanya
klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital di
dalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan
argumentasi sebagai berikut :
“Organisasi
modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin terjadi
tanpa adanya dua faktor penting didalam perkembangannya : pemisahan bisnis dari
rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang rasional”.
Empat alasan
berikut ini umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan
berpasangan di dalam ekspansi ekonomi :
- Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru atas kehidupan ekonomi.
- Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
- Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang sistematis.
- Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.
1. 4 RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI
Satu pemikiran
yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan
dibawah ini :
- Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka miliki.
- Kedua, adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja akan hilang, terfragmentasikan, atau dipelajari secara tidak sempurna di dalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah didokumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memiliki keahlian sejarah.
- Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interpretasi dari sejarah perkembangan pemikiran dan praktik akuntansi, para empiris saat ini akan berisiko mendasarkan investigasi yang mereka lakukan pada klaim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.
Berkaitan dengan
praktik akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik
atas praktik-praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap
metode-metode yang pernah digunakan di masa lalu.
1. 5 ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL
1. 5.
1 Definisi akuntansi internasional
Konsep dari
akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep
ini mengarahkan akuntansi internasioanal menuju formulasi dan studi atas satu
kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip
akuntansi secara internasional.
Konsep dari
akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi
internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di
dalam skuntansi. Hal ini meliputi :
- Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.
- Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing negara.
- Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan.
Munculnya
paradigma baru di dalam akuntansi internasional memperluas kerangka kerja dan
pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasional. Sebagai
akibatnya, terbit daftar yang sangat panjang akan konsep-konsep dan teori-teori
akuntansi yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut
:
1.
Teori universal atau dunia
2.
Teori multinasional
3.
Teori komparatif
4.
Teori transaksi-transaksi internasional
5.
Teori translasi
Masing-masing
teori-teori di atas memberikan dasar bagi pengembangan dari sebuah kerangka
kerja konseptual untuk akuntansi internasional. Meskipun akan terdapat
argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukai.
1. 5. 2 Harmonisasi standar akuntansi
Arti
harmonisasi standar akuntansi
Istilah
harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memilki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih
bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi,
terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
negara hendaknya diterapkan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjdai
suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas
suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.
Definisi dari harmonisasi tersebut dianggap lebih realistis dan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk diterima daripada standardisasi. Setiap negara
asal memiliki kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya masing-masing di
tingkat nasional, yang ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari
sumber-sumber daya nasional.
Manfaat
dari harmonisasi
Terdapat
bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi :
Pertama, bagi
banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang
memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi
biaya penyiapan untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka
untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang
berlaku secara internasional.
Kedua,
internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya
saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya dengan perdagangan
dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya
suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.
Ketiga, adanya
kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperolah modal dari luar,
mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek-proyek dan
pinjaman-pinjaman luar negri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan
harmonisasi akuntansi.
Daftar Pustaka :
1. Ahmed
Riahi – Belkaoui,Accounting Theory, Buku
Satu, Edisi 5, Salemba Empat,Jakarta 2006.
2. Ahmed
Riahi – Belkaoui, Accounting Theory,
Buku Dua, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta 2006.
No comments:
Post a Comment