Manajemen Periklanan
Parenicepos: Materi Kuliah Manajemen Pemasaran kali ini membahas tentang Manajemen Periklanan, materi ini sangat penting untuk dipelajari karena ada hubungannya dengan bagaimana memanaje sebuah periklanan, untuk itu diharapkan para mahasiswa belajar dengan giat dan fokus supaya kedepannya materi ini bisa diaplikasikan dan bermanfaat.
Materi Kuliah Manajemen Pemasaran |
1.
KD
dan Indikator
Kompetensi
Dasar :
Menjelaskan,
menerangkan tentang manajemen periklanan.
Indikator
:
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan
menerangkan tentang kesempatan untuk periklanan.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan
menerangkan tentang tujuan periklanan.
3.
Mahasiswa mampu menerangkan dan
menjelaskan tentang anggaran periklanan.
4.
Mahasiswa mampu
menerangkan dan menjelaskan tentang pemilihan media.
2.
Gambaran
umum materi
Menjelaskan,
menerangkan tentang manajemen periklanan.
MANAJEMEN
PERIKLANAN
1.
KOMUNIKASI
PEMASARAN
Kegiatan
periklanan (sebagai bagian dari marketing mix) yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan tergantung pada beberapa faktor, seperti :
-
Jenis produk
-
Sifat pasarnya
-
Keadaan persaingan
-
Dan sebagainya.
Dengan
adanya berbagai faktor tersebut di mana setiap perusahaan mempunyai perbedaan,
kegiatan periklanan yang dilakukan juga berbeda. Hal ini dapat secara lebih
jelas dilihat pada biaya periklanan masing-masing.
Titik
berat dari bab ini adalah pada manajemen kegiatan periklanan dan penilaian
efektivitas periklanan. Periklanan merupakan salah satu aspek dari komunikasi
pemasaran perusahaan. Keputusan-keputusan yang menyangkut periklanan selalu
berkaitan dengan aspek komunikasi pemasaran lainnya, seperti : personal
selling, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat. Rangkaian
keputusan tersebut tidak terlepas dari pengembangan komunikasi pemasaran di
samping tahap-tahap pengumpulan datanya.
Sebelum
menentukan anggaran dan perencanaan periklanan yang lain, manajer harus
menentukan lebih dulu apakah periklanan perlu dilakukan. Penaksiran kesempatan
untuk periklanannya dimulai dengan memperkirakan potensi permintaan primer dan
permintaan selekfi. Manajer harus mengetahui keadaan-keadaan yang merupakan
akibat terhadap periklanan.
·
Akibat
Periklanan pada Permintaan Primer dan Selektif
Periklanan
dapat mendorong baik permintaan primer maupun permintaan selektif atau
kedua-duanya. Pada permintaan primer terdapat kenaikan permintaan untuk
kategori produk melalui peningkatan konsumsi per kapita atau melalui penambahan
beberapa pembeli baru.
Sedangkan pada permintaan selektif terdapat kenaikan permintaan untuk suatu merk tertentu dalam kategori produk. Sering persaingan timbul pada waktu masing-masing merk berusaha meningkatkan permintaan selektifnya yang akan mengakibatkan kenaikan dalam permintaan primer.
Sedangkan pada permintaan selektif terdapat kenaikan permintaan untuk suatu merk tertentu dalam kategori produk. Sering persaingan timbul pada waktu masing-masing merk berusaha meningkatkan permintaan selektifnya yang akan mengakibatkan kenaikan dalam permintaan primer.
Ada
suatu anggapan bahwa sejauh ini kurve permintaan yang dijumpai perusahaan
adalah tetap. Jika harga diturunkan maka kurve permintaannya akan mempunyai
arah menurun dan penjualan meningkat.
Tingkat penjualan baru tersebut cenderung menghasilkan laba lebih besar seperti yang terlihat pada sebuah fungsi dari bentuk kurve permintaan dan tingkah laku biaya variabel. Analisa penetapan harga ini jelas tidak memadai tanpa mempertimbangkan bagaimana kurve permintaan dipengaruhi oleh variabel manejemen lainnya.
Tingkat penjualan baru tersebut cenderung menghasilkan laba lebih besar seperti yang terlihat pada sebuah fungsi dari bentuk kurve permintaan dan tingkah laku biaya variabel. Analisa penetapan harga ini jelas tidak memadai tanpa mempertimbangkan bagaimana kurve permintaan dipengaruhi oleh variabel manejemen lainnya.
·
Kriteria
untuk Periklanan yang efektif
Kenaikan
yang terjadi pada permintaan primer dan permintaan selektif adalah berbeda-beda
dari segi kategori produk dan merknya. Untuk merubah kesempatan periklannya,
manajer harus mengetahui faktor-faktor mana yang dapat memperkuat pengubahan
tersebut.
Dalam hal ini ada empat faktor yang nampaknya paling penting, yaitu :
Dalam hal ini ada empat faktor yang nampaknya paling penting, yaitu :
1. Trend
permintaan primernya menguntungkan
2. Pembedaan
produk (product differentiation) telah dilakukan
3. Kualitas
produk adalah penting bagi konsumen
4. Dana
untuk periklanan telah tersedia
Faktor-faktor
sosial lingkungan yang mendukung trend dalam permintaan produk sering lebih
penting daripada jumlah biaya periklanannya. Disamping itu periklanan dapat
menyelaraskan permintaan yang terjadi tanpa periklanan. Pada saat permintaan
bertambahh, sering terdapat kesempatan untuk daya tarik periklanan yang
selektif.
2.
TUJUAN
PERIKLANAN
Pada
umumnya, tujuan utama perusahaan adalah mencari laba. Konsekuensinya, manajer
harus memilih alternatif periklanan yang dapat menciptakan nilai sekarang
(present value) tertinggi untuk laba jangka panjangnya. Sedangkan organisasi
non laba lebih mementingkan manfaat daripada laba.
Tujuan
periklanan bagi suatu barang akan tergantung pada tahap yang ada didalam siklus
kehidupan produk (product life cycle) tersebut. Biasanya, periklanan produk
baru dilakukan untuk :
-
Memberikan kesadaran
pada pembeli tentang adanya produk baru tersebut.
-
Mendorong distribusi
merk baru.
-
Menunjukkan kepada
pembeli dengan suatu alasan bagi pembelian produk tersebut.
Semua
itu ditujukan untuk mempertahankan posisi pasar produk tersebut.
Tugas
periklanan juga merupakan suatu fungsi dari kategori produk. Untuk
barang-barang yang berharga lebih mahal seperti mobil, proses keputusannya
(oleh pembeli) dilakukan dengan lebih hati-hati dan waktunya lama. Dalam hal
ini, pembeli mudah sekali membedakan merk-merk yang ada. Tetapi untuk
barang-barang yang secara fisik hampir sama, seperti sabun mandi, kurang begitu
diperhatikan oleh pembeli.
Adapun
tujuan pokok dari periklanan adalah untuk meningkatkan permintaan bagi produk.
Permintaan dapat ditingkatkan dengan cara :
-
Menaikkan jumlah
pembeli.
-
Dan/atau menaikkan
tingkat penggunaan barang di antara pembeli yang ada.
Pembeli
baru mungkin berasal dari pembeli merk saingan. Sedangkan tingkat penggunaan
yang semakin besar dapat terjadi bilamana perusahaan selalu mengingatkan
pembeli untuk menggunakan merknya, atau dapat pula mengatakan pada pembeli
tentang penggunaan baru dari produknya.
Sering pula periklanan ditujukan pada perantara dalam saluran distribusi. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong para penyalur (pedagang besar dan pengecer) untuk bersedia menjualkan atau bahkan bersedia mempromosikan merk produsen tersebut.
Sering pula periklanan ditujukan pada perantara dalam saluran distribusi. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong para penyalur (pedagang besar dan pengecer) untuk bersedia menjualkan atau bahkan bersedia mempromosikan merk produsen tersebut.
·
Jenis
periklanan
Berdasarkan
tujuannya, apakah ditujukan kepada pembeli akhir atau ditujukan kepada
penyalur, periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis periklanan
tersebut adalah : (1) Pull Demand Advertising, dan (2) Push Demand Advertising.
1. Pull
Demand Advertising
Pull
demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar
permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada
para konsumen untuk membli produknya ke penjual terdekat. Pull demand
advertising juga disebut consumer advertising.
2. Push
Demand Advertising
Push
demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur.
Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk
bersangkutan dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli/pengecer. Barang
yang diiklankan biasanya berupa barang industry. Push demand advertising juga
disebut trade advertising.
·
Mendefinisikan
Tujuan Periklanan
Pihak
pemasang iklan perlu menentukan tujuan periklanannya dan mengukur hasil yang
dicapai dari periklanan tersebut. Pengukuran hasil yang dimaksud adalah
pengukuran secara kuantitatif. Pengukuran tersebut dapat ditinjau pada segi
penjualannya karena mempunyai hubungan erat dengan laba yang diperoleh. Namun
demikian tidak selalu penjualan dapat dipakai untuk mengukurnya.
Ada
dua situasi dalam mana penjualan tidak dapat digunakan situasi tersebut adalah
:
-
Pertama terjadi pada
waktu pengaruh periklanan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh elemen lain
dalam marketing mix.
-
Kedua terjadi pada saat
pengaruh periklanan yang sedang dilakukan tidak dapat dipisahkan dari pengaruh
periklanan yang lalu. Dalam hal ini, kadang-kadang perubahan sikap atau
pengetahuan pembeli dapat dipakai sebagai tanda untuk perubahan dalam perilaku
pembelian.
Jadi,
apabila tujuan periklanan tidak dapat dinyatakan dalam istilah penjualan, maka
harus didefinisikan dalam istilah variabel-variabel campuran yang menghubungkan
periklanan dengan penjualan. Peralatan untuk pendekatan ini dapat dijumpai
dalam hipotesa dari suatu hirarki pengaruh (hierarchy of effects).
3.
ANGGARAN
PERIKLANAN
Manajer
pemasaran memerlukan suatu metode untuk menetapkan anggaran periklanan.
Efisiensi dari prosedur ini sering tergantung pada kemampuan perusahaan untuk
mengukur efektifitas periklanannya. Teknik-teknik yang dapat dipakai antara
lain :
-
Pendekatan subyektif
-
Pendekatan pedoman
tetap
-
Pendekatan tugas
-
Pendekatan normatif
Pemilihan
metode tersebut tergantung pada besarnya pengembalian atau manfaat dari
periklanan. Pendekatan yang terakhir (normative approach) akan dibahas lebih
dalam karena banyak dipakai.
4.
PEMILIHAN
MEDIA
Tujuan
di dalam perencanaan media adalah untuk memilih apakah menggunakan :
-
Televisi
-
Radio
-
Majalah
-
Surat kabar
-
Atau media lain
Tentu
saja media yang dipilih adalah media yang akan memaksimumkan laba dengan
anggaran yang ada. Dalam hal ini kita dapat menggunakan metode kuantitatif
seperti operation research.
·
Media
Media
merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan periklanan. Media bukanlah suatu
alat penyampaian berita yang pasif, bahkan sering media itu dapat mempengaruhi
efektifitas beritanya. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam
pemilihan media ini adalah :
1. Produk
yang diiklankan
2. Sistem
distribusi produknya
3. Editorial
4. Kemampuan
teknis media
5. Strategi
periklanan saingan
6. Sasaran
yang dapat dicapai
7. Karakteristik
media
8. Biaya
Setiap
media yang ada memiliki kesan dan kepribadian sendiri-sendiri. Ada yang lebih
menonjol sebagai ‘prestise’ seperti majalah Tempo dan Eksekutif. Ada pula yang
lebih menonjol dalam ‘keahlian’ seperti majalah manajemen dan usahawan
Indonesia.
Dalam
kenyataan kita jumpai bahwa perusahaan sering menggunakan beberapa media
sekaligus dalam periklanannya. Misalnya, disamping menggunakan media televisi
juga menggunakan media surat kabar. Hal ini dipandang perlu karena
masing-masing jenis media memiliki karakteristik yang berbeda.
Media televisi dapat mengiklankan dengan suara atau gambar yang bergerak meskipun hanya dinikmati sebentar (beberapa detik), sedangkan media surat kabar dapat dinikmati lebih lama meskipun gambarnya tidak bergerak dan tanpa suara.
Media televisi dapat mengiklankan dengan suara atau gambar yang bergerak meskipun hanya dinikmati sebentar (beberapa detik), sedangkan media surat kabar dapat dinikmati lebih lama meskipun gambarnya tidak bergerak dan tanpa suara.
REFERENSI :
Basu
Swastha,Manajemen Pemasaran Modern,
Liberty offset. Yogyakarta, 2008
Philip Kotler : Manajemen Pemasaran, Analisis,
perencanaan dan pengendalian, edisi kelima, Erlangga. Jakarta. 1987.
Baca Juga : Materi Kuliah Manajemen Pemasaran - Strategi Promosi
No comments:
Post a Comment